Sabtu, 16 Oktober 2010

BONDANPALA




Bondanpala adalah singkatan dari bondansari pecinta alam. Sebuah organisasi yang didirikan oleh pemuda desa bondansari kecamatan wiradesa kabupaten pekalongan provinsi jawa tengah. Bondanpala berdiri terhitung sejak tahun 2008. Organisasi ini merupakan kumpulan anak-anak jokam bondansari yang mana haus akan petualangan-petualangan yang menantang. Organisasi ini terhitung sudah mengadakan kegiatan sebanyak empat kali. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan sehabis lebaran atau untuk merayakan syawalan.
Organisasi ini diketuai oleh Saiful Amri yang mana bekerja sebagai seorang desainer pakaian. Dia merukan seorang pemuda yang berusia 24 tahun namun kaya akan pengalaman. Antara lain pengalamannya yaitu dia dua kali menjadi leader dalam ekspedisi pendakian gunung slamet dan sekali dalam ekspedisi pendakian gunung sumbing.
Sementara itu anggota dari bondanpala itu sendiri tidak lain tidak bukan adalah pemuda-pemuda pribumi bondansari yang mana semangatnya terlecut untuk memperkaya pengalaman untuk menghadapi kerasnya kehidupan yang akan ditemui dimasa yang akan datang. Anggota bondanpala sendiri mencapai 40 orang yang mana jumlah tersebut sewaktu-sewaktu dapat bertambah karena setiap tahun pasti akan muncul bibit-bibit unggul dari generasi bawahnya.













Dan foto diatas merupakan kegiatan atau acara yang kami adakan pertama kali yaitu pada tanggal 27 Juli 2008 dan tanggal tersebut kami jadikan sebagai hari jadi dari Bondanpala. Saat itu kami hanya iseng-iseng mengadakan camping yamg mana lokasinya di perkebuan the pagilaran. Pada waktu berangkat kami bingung kareba kami harus membuat surat ijin terlebih dahulu apabila ingin ngecamp di daerah perkebunan tersebut. Dan pada waktu mau membuat surat kami lupa belum menentukan nama dari perkumpulan kami. Akhirnya kami pun sepakat menamai oraganisasi kami dengan nama bondanpala. Itulah asal-usul dari nama bondanpala. Saat itu yang mengikuti acara camping tersebut adalah tujuh orang. Acara tersebut sangat asyik sampai-sampai kami tidur semalaman. Yang kami sesalkan yaitu ada kumpulan orang yang menariki pungli kepada kami. Kami sih mau aja memberi karena kami kira mereka itu orang suruhan dari perkebunan untuk menariki biaya administrasi karena kami campingnya di area perkebunan. Tapi ternyata pagi-paginya ketika kami mau cabut dari sana dan kami menemui bagian  informasi dari perkebunan kami mendapati bahwa yang semalam itu bukan petugas dari perkebunan melainkan sekumpulan preman. Sial banget kami ini, karena kami mengiranya mereka petugas perkebunan.
Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami dan kami pun menuju ke curug genting. Curug genting ini adalah merupakan air terjun yang mempunyai ketinggian hampir 30 meter dan debit airnya pun sangatlah besar.

Saat perjalan menuju lokasi curug kami sempat ragu akan keberadaan dari curug genting tersebut. Soalnya jalan yang kami lalui hampir semuanya tertutup oleh semak-semak. Lalu kami pun membagi menjadi dua kelompok. Yang mana ada kelompok yang jaga barang-barang dan satunya lagi kelompok penulusur jalan. Dan aku pun ikut dalam kelompok penelusur jalan. Sekitar limat berjalan alangkah kagetnya ternyata di depan kami terlihat sebuah pintu masuk dari curug tersebut. Pintu masuk tersebut menyerupai candi dan terdapat pula patung. Suasana disana sangatlah mistik ditambah lagi kami harus menuruni ratusan anak tangga yang mana anak tangga tersebut sudah berlumut yang menyebabakan anak tangga tersebut menjadi licin. Dan keadaan di sepanjang kami menuruni tangga pun sangat menyeramkan karena kami melihat banyak kera yang bergelantungan dan harus berjalan di bawah tebing batu yang tinggi dan seakan-akan tebing itu mau rubuh.
Sekitar lima belas menit menuruni anak tangga akhirnya terlihat air terjun tersebut. Betapa sangat menakjubkankannya air terjun itu, dan kami pun tak menyangka di tempat seperti ini tersimpan sebuah kebesaran Allah. Kami  disana tak bisa lama-lama karena kami harus segera kembali keatas. Karena teman-teman yang lain menunggu diatas. Kami tak bisa memberitahu lewat hp karena lokasinya yang berada sangar pelosok sampai-sampai tak ada sinyal sedikit. Dalam perjalanan ke atas kami bertemu seorang warga yang mana sedang mencari kayu. Dia mengatakan bahwa lokasi curug ini sebenarnya sudah ditutup karena akses jalan yang dilalui sangat berbahaya. Dan dia mengatakan bahwa disini sudah banyak memakan korban.
Kami tak tahu kalau tempat itu sudah ditutup untuk umum. Padahal kalau pemerintah atau dinas pariwisat mau membenahi tempat tersebut pasti akan menjadi tujuan lokasi wisata yang bagus. Kami pun menemui teman kami dan kami tidak kembali ke curug tersebut lagi karena hari sudah siang dan kami pun harus pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar